ARTIKEL
HUKUM
Bangsa dengan Standar Moralitas “Buat Dosa, SIAPA TAKUT?”
Dari Pelaku yang Takut Menyakiti Korban, menjelma
Korban yang lebih Takut Disakiti Pelaku, Putar-Balik Logika Moril, Degradasi
“Standar Moralitas” Umat Manusia, Beradab menjelma Biadab
Be realistic, mungkin itu terdengar klise, namun kita
tampaknya memang dipaksa harus (suka maupun tidak suka) bersikap realistik ketika
hidup ditengah-tengah bangsa yang irasional, dimana “standar moralitas”
warganya terbolak-balik—dari takut berbuat dosa, menjelma menjadi paradigma
“korup” semacam “merugi menjadi korban, lebih untung menjadi pelaku kejahatan
yang melukai, merugikan, ataupun menyakiti orang lain”, semata agar tidak
mubazir iming-iming janji surgawi “penghapusan / pengampunan dosa” maupun
“penebusan dosa”. Dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung. Ketika
bertempat tinggal dan hidup ditengah-tengah bangsa yang irasional, maka pendekatan
irasional yang lebih banyak mewarnai kehidupan sosial para masyarakatnya.