When you play chess, with full obedience to the rules of the game on the
chessboard,
Then you will be defeated by the following two types of people,
Namely those who are really more skilled at chess than us,
Or lose to people who don't want to obey the rules of the game on a chessboard, aka people who cheat.
Everyone can win
When using underhanded methods.
That’s why,
There is nothing great about cheating or being a cheater.
However,
Not everyone can win a battle without cheating.
There are a few people,
Who managed to enter the heavenly realm,
Having troubled himself amassing many good deeds,
Which he cultivated and collected during his life as a human in the human
world.
But there’s also a large portion of the human population,
Who wish to enter the heavenly realms,
By using a shortcut,
Namely the ritual of worship and prostration in the hope that all sins can
be erased,
Aka irresponsible,
Lazy and corrupt attitude,
A “too good to be true”,
A poisonous delusion based on irresponsibility towards the victims of these
sinners,
Aka the cheating methods themselves.
Only then can someone be called a knight in spirit,
When he is able to play obediently to the rules of the game,
As well as admitting his defeat when the opponent he faced was indeed
superior and tougher than him.
A knight also prefers to be responsible when he has and can still make
mistakes against other people.
Instead of running away and carrying out “hand washing” by begging and
hoping for the forgiveness of sins,
As if God is more PRO towards sinners,
Instead of God being more PRO towards the victims of these sinners.
Even though we all know very well,
That only a sinner,
Which requires the blotting out of sins.
As well as,
Just a fraudulent and stunted mind,
Who rely on underhanded methods to win life.
That’s why,
The so-called “great”,
It is not they who can win the battle of life between humans,
But those who can go on living, even without such crooked attitudes.
On the contrary,
Sinners,
Even those who use underhanded methods,
Originally were cowards as well as true losers,
Loser of life
They,
Sinners as well as those who live from deceitful attitudes,
Not being able to live this life without such deceitful attitudes,
Because they are too cowardly to live honestly and fairly.
Just a knight,
Who dares to live as it is,
So transparent,
So original,
So accountable,
So honorable,
So awesome,
So sublime,
So pure,
And so brave to face life’s difficulties when dealing with fraudulent
humans.
It’s never easy for an honest person to live this life,
Often defeated and brought down by fraudulent humans,
Where the “human world full of cheating” has never made life easier for
honest people.
Living and sustaining life in this world,
Enough troublesome and troublesome already.
But the “dishonest people” are never satisfied,
And still cheating honest people, in order as a way for them to rob others people’s
happiness in life.
Honest person,
Like a delicious “soft prey” to eat, in the eyes of dishonest people.
When in this world more crowded and inhabited by bad people,
Then the existence of one good man would seem like a real serious threat to
the world of criminals,
In the eyes of “unkind” people, of course,
Because it will start to look like a contrast in the form of such a wide
disparity,
Between the behavior of good people and the behavior of bad people.
Victorious against the bad guys,
It may be impossible for good people who choose to live an honest and “right”
life.
But people are honest and kind,
Always a winner of the dignity of life,
At least win himself,
Because he dared to be honest and maintain honesty as his most valuable
dignity.
Just as a girl defends her chastity,
From the hands of irresponsible people,
If necessary by risking his own life so that his chastity can be maintained
and not tarnished.
On the contrary,
The cowards and losers choose to trade their dignity,
And live from cheating and all cheating in his life.
As the saying goes,
Who lives by the sword,
Will die by the sword.
Who lives by cheating,
Will die for similar cheats.
Have you been assuming and delusional all this time,
That if you succeed in cheating life or other people,
Or be irresponsible,
So that means you are getting a profit and are having luck?
There’s nothing we can really cheat in this life,
That’s the message behind the Law of Karma,
We cannot really escape responsibility for what we ourselves have done.
Everyone can commit a crime,
Everyone can practice the ritual of prostration,
Everyone without exception is able to praise God,
And everyone will be happy to run away from responsibility for their evil
deeds which have caused a lot of harm, injury, or hurt to other individuals.
However,
Not everyone is capable of being responsible and living responsibly,
Not everyone is also able to diligently plant the seeds of good deeds.
Where also not everyone is able to control himself so as not to fall into
bad deeds.
Just a coward and a sinner,
Which requires fraudulent methods such as the eradication of sins or
whatever the term is.
Sinful and irresponsible,
Making the culprit himself dirty and tarnished with reproach.
How could it be,
Dirty and stained full of reproach,
Want to unite with God who is clean, pure, and holy?
It is the same delusion as when you want to mix pure water with sewage,
Polluting and desecrating that which is pure and clean.
God is not that stupid,
And God doesn’t need an irresponsible sinner.
This world never lacks of sinners and irresponsible people.
To glorify God,
There’s only one way,
Become a noble and responsible human being.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Bila engkau bermain catur
dengan penuh sikap patuh terhadap aturan permainan di atas papan catur,
Maka engkau akan kalah oleh
dua jenis orang berikut ini,
Yaitu mereka yang benar-benar
lebih terampil bermain catur daripada kita,
Atau kalah oleh orang-orang
yang tidak mau patuh terhadap aturan main di atas papan catur, alias orang yang
curang.
Semua orang bisa menang,
Bila menggunakan cara-cara
curang.
Karenanya itulah,
Tidak ada yang hebat dari
bersikap curang ataupun menjadi orang yang curang.
Namun demikian,
Tidak semua orang sanggup
memenangkan pertarungan tanpa bersikap curang.
Ada segelintir kecil orang,
Yang berhasil masuk alam
surgawi,
Setelah merepotkan dirinya
menimbun banyak perbuatan baik,
Yang ia tanam dan pupuk
selama ia hidup sebagai manusia di dunia manusia.
Namun ada juga sebagian besar
umat manusia,
Yang mengharap dapat memasuki
alam surgawi,
Dengan memakai jalan pintas,
Yakni ritual sembah-sujud
dengan harapan segala dosa-dosa dapat dihapuskan,
Alias bersikap tidak
bertanggung jawab,
Sikap pemalas dan korup,
Suatu “too good to be true”,
Sebuah delusi yang beracun
serta dilandasi sifat tidak bertanggung-jawab terhadap korban-korban para
pendosa tersebut,
Alias cara-cara curang itu
sendiri.
Seseorang barulah dapat
disebut sebagai berjiwa ksatria,
Ketika ia mampu bermain
dengan patuh terhadap aturan main,
Serta mengakui kekalahannya
ketika lawan yang ia hadapi memang lebih unggul dan lebih tangguh darinya.
Seorang ksatria pun lebih
memilih untuk bertanggung-jawab ketika ia telah pernah dan masih dapat berbuat
keliru terhadap orang lain,
Alih-alih melarikan diri dan
melakukan aksi “cuci tangan” dengan memohon dan mengharapkan penghapusan dosa,
Seolah-olah Tuhan lebih PRO
terhadap pendosa,
Ketimbang Tuhan lebih PRO
terhadap kalangan korban dari para pendosa tersebut.
Sekalipun sebetulnya kita
semua tahu betul,
Bahwa hanya seorang pendosa,
Yang membutuhkan penghapusan
dosa.
Sama halnya,
Hanya seorang bermental
curang dan kerdil,
Yang mengandalkan cara-cara
curang untuk memenangkan kehidupan.
Karena itulah,
Yang disebut sebagai “hebat”,
Bukanlah mereka yang bisa
memenangkan pertarungan kehidupan antar manusia,
Namun mereka yang bisa melanjutkan
hidup, sekalipun tanpa sikap-sikap curang demikian.
Sebaliknya,
Para pendosa,
Maupun mereka yang memakai
cara-cara curang,
Sejatinya adalah para
pengecut sekaligus sebagai para pecundang sejati,
Pecundang kehidupan.
Mereka,
Para pendosa maupun mereka
yang hidup dari sikap-sikap penuh kecurangan,
Tidak akan mampu menjalani
hidup ini tanpa sikap-sikap curang demikian,
Karena mereka terlampau
pengecut untuk hidup secara jujur dan adil.
Hanya seorang ksatria,
Yang berani hidup secara apa
adanya,
Begitu transparan,
Begitu orisinal,
Begitu akuntabel,
Begitu terhormat,
Begitu agung,
Begitu luhur,
Begitu murni,
Dan begitu berani menghadapi
kesulitan hidup ketika berhadapan dengan manusia-manusia curang.
Tidak pernah mudah bagi
seorang yang jujur untuk menjalani hidup ini,
Seringkali dikalahkan dan
dijatuhkan oleh manusia-manusia curang,
Dimana “dunia manusia yang
penuh kecurangan” tidak pernah memudahkan hidup orang-orang yang jujur.
Menjalani dan melangsungkan
kehidupan di dunia ini,
Sudah cukup menyusahkan dan
merepotkan.
Akan tetapi “orang-orang yang
tidak jujur” tidak pernah terpuaskan,
Dan masih juga mencurangi
orang-orang jujur, semata sebagai cara bagi mereka untuk merampas kebagiaan
hidup orang lain.
Orang jujur,
Ibarat “mangsa empuk” yang
lezat untuk dimakan, di mata orang-orang yang tidak jujur.
Ketika di dunia ini lebih banyak
disesaki dan dihuni oleh orang-orang jahat,
Maka eksistensi satu orang
baik akan tampak menyerupai ancaman serius yang nyata bagi dunia para penjahat,
Dimata orang-orang “yang
tidak baik”, tentunya,
Karena akan mulai terlihat
kontras berupa disparitas yang begitu lebar,
Antara perilaku orang baik
dan perilaku orang-orang jahat.
Menang menghadapi orang-orang
jahat,
Mungkin menjadi hal yang
mustahil bagi orang-orang baik yang memilih hidup secara jujur dan “lurus”.
Namun orang-orang jujur dan
baik,
Selalu menjadi pemenang dari
martabat kehidupan,
Setidaknya memenangkan
dirinya sendiri,
Karena berani untuk bersikap
jujur dan mempertahankan kejujuran sebagai martabat dirinya yang paling
berharga.
Sama seperti seorang gadis
yang mempertahankan kesucian dirinya,
Dari tangan orang-orang yang
tidak bertanggung-jawab,
Jika perlu dengan
mempertaruhkan nyawanya sendiri agar kesucian dirinya dapat dipertahankan dan
tidak ternodai.
Sebaliknya,
Para pengecut dan pecundang
memilih untuk menggadaikan martabatnya,
Dan hidup dari bersikap
curang maupun segala kecurangan dalam hidupnya.
Seperti kata pepatah,
Yang hidup dari pedang,
Akan mati karena pedang.
Yang hidup dari bersikap
curang,
Akan mati karena
kecurangan-kecurangan serupa.
Apakah selama ini Anda berasumsi
dan berdelusi,
Bahwa bila Anda berhasil
mencurangi kehidupan ataupun orang lain,
Atau bersikap tidak
bertanggung jawab,
Maka itu sama artinya Anda sedang
mendapatkan keuntungan dan mengalami keberuntungan?
Tidak ada yang benar-benar dapat
kita curangi dalam hidup ini,
Itulah pesan dibalik Hukum
Karma,
Kita tidak dapat benar-benar lari
dari tanggung jawab atas apa yang telah kita perbuat sendiri.
Semua orang bisa melakukan
kejahatan,
Semua orang pun bisa
melakukan praktik ritual sembah sujud,
Semua orang tanpa terkecuali
mampu memuja-muji Tuhan,
Dan semua orang pun akan
dengan senang hati lari dari tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan jahatnya
yang telah banyak merugikan, melukai, maupun menyakiti individu-individu lainnya.
Namun,
Tidak semua orang sanggup
untuk bertanggung jawab dan hidup secara penuh tanggung jawab,
Tidak semua orang juga
sanggup untuk rajin menanam benih-benih perbuatan baik.
Dimana juga tidak semua orang
sanggup mengendalikan dirinya agar tidak terjerumus dalam perbuatan-perbuatan buruk.
Hanya seorang pengecut
sekaligus pendosa,
Yang membutuhkan cara-cara curang
semacam penghapusan dosa atau apapun itu istilahnya.
Berbuat dosa dan tidak
bertanggung jawab,
Membuat si pelakunya itu
sendiri menjadi kotor dan ternoda penuh cela.
Bagaimana mungkin,
Yang kotor serta ternoda
penuh cela,
Hendak bersatu dengan Tuhan yang
agung, murni, serta suci?
Itu adalah delusi yang sama
seperti ketika Anda hendak mencampur air yang murni dengan limbah kotoran,
Mencemari dan menodai apa
yang murni dan bersih.
Tuhan tidaklah sebodoh itu,
Dan Tuhan tidak membutuhkan
seorang pendosa yang tidak bertanggung jawab.
Dunia ini tidak pernah
kekurangan para pendosa maupun orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Untuk memuliakan Tuhan,
Hanya ada satu caranya,
Menjadi seorang manusia yang mulia
serta penuh tanggung jawab.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.