Pernahkah Anda bertanya,
Mengapa Sinterklas yang dikenal
baik hati karena suka membagi-bagikan hadiah,
Hanya muncul satu hari dalam
satu tahun,
Dan itu pun tidak hadir di
setiap ruas jalan?
Tahukah Anda,
Menjadi orang baik di negeri
kita,
Sama artinya Anda lahir di zaman dan di tempat yang keliru?
Dari tampak luar,
Boleh saja kita tampak
seperti sedang meremehkan lawan-lawan kita.
Meskipun dalam batin kita,
Kita mewaspadai setiap
gerak-gerik lawan kita dan penuh pertimbangan yang matang.
Biarkanlah orang-orang menilai
kita sebagai penuh perhitungan dan “mata duitan”,
Sekalipun kita tahu betul
bahwa wajah asli kita ialah penuh sikap dermawan yang suka berdonasi tanpa
diketahui orang lain.
Boleh saja tampil arogan,
Sepanjang kita telah
mempersiapkan diri kita dengan baik untuk menghadapi setiap situasi dan kondisi
yang sukar.
Boleh saja menyombongkan diri,
Sepanjang kita tetap menjaga
sikap rasional dengan menempa diri dengan baik.
Buatlah diri Anda tampak
kurang ramah di mata orang lain,
Namun kita senantiasa bersikap
hangat dan penuh kasih-sayang terhadap mereka yang betul-betul layak untuk
mendapatkan sumber daya waktu dan perhatian kita.
Setidaknya,
Itu membuat kita tidak tampak
seperti “mangsa empuk” di mata “manusia-manusia predator”.
Jadilah pemberani,
Sekalipun hati Anda ketakutan
dan menggigil karena rasa takut,
Terutama ketika Anda menagih
piutang.
Jadilah pengacara bagi diri Anda
yang dengan gigih berani membela hak-hak Anda,
Sekalipun Anda bukan seorang
pengacara.
Jika Anda berpikir,
Bersikap lemah dan penakut,
Maka Anda akan dihargai,
Itu adalah delusi.
Jangan membuat kesan bahwa diri
kita adalah orang baik,
Sekalipun kita tahu bahwa diri
kita pada dasariahnya adalah orang yang berhati baik,
Agar “manusia-manusia predator”
tidak tergoda untuk memangsa kita.
Selalu bersikap penuh syarat,
Bukan tanpa syarat.
Orang baik,
Tidak pernah dihargai,
Justru sebaliknya,
Diremehkan.
Karenanya,
Jadilah “orang yang penuh
syarat” ketika menyetujui ataupun mengabulkan permintaan orang lain.
Buatlah citra diri sebagai
orang yang dingin serta beku hatinya,
Dengan begitu,
Kebaikan hati kita justru
barulah akan dihargai oleh orang lain.
Orang baik yang berbuat baik,
Tidak dihargai.
Orang jahat yang berbuat baik,
Dihargai.
Jangan pernah menjadi seseorang
yang ingin menjadi pahlawan bagi dunia.
Banyak orang-orang yang tidak
mampu berterimakasih atau mengenal budi baik orang lain.
Tolonglah umat manusia dengan
cara-cara dimana diri kita sendiri tidak akan dirugikan serta tanpa melecehkan diri
kita sendiri,
Dengan cara kita sendiri.
Jadilah pribadi yang tidak
mudah menawarkan pertolongan ataupun uluran tangan bagi orang lain,
Mereka tidak akan menghargai
kebaikan hati Anda,
Menggampangkan Anda,
Memandang “murah” diri Anda,
Anda yang justru akan
diperalat,
Dan membalas air susu dengan
air tuba.
Mereka akan bersikap seolah-olah
Andalah yang membutuhkan mereka,
Bukan sebaliknya.
Mereka akan bersikap seolah-olah
Andalah yang ingin menolong mereka,
Sementara itu bukanlah mereka
yang ingin ditolong ataupun yang meminta untuk ditolong oleh Anda.
Tunggulah mereka mengemis-ngemis
pertolongan hingga bersujud di hadapan kita,
Barulah kita berdiri dari
kursi kita untuk menolong mereka.
Jangan menjadi orang yang
mudah untuk ditebak ataupun didikte.
Jika perlu,
Bentuk citra diri sebagai
seseorang yang berkepribadian egois,
Karena orang-orang lain
diluar sana pun merupakan individu-individu yang egosentris,
Ego-ego yang jauh melampaui
dugaan kita sebelumnya,
Sekalipun Anda tetap menjaga
dan melestarikan sifat baik dalam diri,
Dan menyalurkan sifat baik
kita dengan cara yang sehat tanpa merugikan diri kita sendiri,
Berbuat baik dan menjadi orang
baik secara cerdas,
Bukan menjadi “si baik hati
yang bodoh”.
Ingatlah kawanku,
Di dunia ini hanya berlaku dua
kosakata,
Yakni “si licik” dan “si
bodoh”,
Tidak ada dalam kamus orang-orang
di luar sana istilah “orang baik” maupun “orang jahat”.
“Si licik” memangsa “si bodoh”.
Itulah sebabnya, “orang baik”
seakan tidak pernah dipandang di dunia ini.
Begitulah cara kerja dunia
ini dewasa ini,
Memangsa atau dimangsa,
Menjadi “si licik” yang
memangsa atau “si bodoh” yang dimangsa.
Buatlah diri Anda dikenali
sebagai “si licik”,
Sekalipun Anda tahu bahwa Anda
bukanlah tipikal orang yang demikian.
Persona artinya topeng.
Banyak “iblis berbulu
malaikat” berkeliaran di jalan ataupun di dalam rumah kita sendiri.
Namun ada kalanya sang “malaikat”
memakai topeng “iblis”,
Dan itulah yang perlu kita
tiru.
Buatlah kesan bahwa Anda tergila-gila
pada uang dan harta,
Sekalipun Anda tahu bahwa diri
Anda tidak akan pernah melekat pada uang ataupun kepemilikan.
Buatlah kesan di mata para
lawan Anda,
Bahwa Anda adalah pribadi
yang hanya mampu untuk bersenang-senang,
Sekalipun kenyataan dibalik
layar,
Anda penuh perjuangan dan
pengorbanan yang tidak terhitung jumlahnya.
Jika Anda merasa takut,
Jangan tunjukkan,
Anda bisa “dimakan” oleh
orang lain.
Tunjukkan sikap sebaliknya,
Tidak mengenal takut.
Jika Anda merasa sungkan
ataupun merasa bersalah,
Jangan tunjukkan,
Anda bisa diperdaya oleh
orang lain.
Tunjukkan sikap yang
berkebalikan,
Tidak kenal sungkan.
JIka kita ingin hidup damai,
Maka setiap waktunya kita
harus siap secara mental untuk berperang.
Be a good person,
But don’t waste time to prove it.
Be nice,
But not stupid.
Jadilah orang baik,
Namun tidak perlu membuang
waktu agar diakui demikian oleh orang lain.
Jadilah ramah,
Namun tidak bodoh.
Tahu kapan harus bersikap
lunak dan lembut,
Dan tahu kapan saat yang
tepat untuk bersikap keras dan tindak kompromistis.
Tahu kapan menjadi seorang
pemaaf dan toleran,
Dan tahu saat yang tepat
untuk menjadi seseorang tidak mengenal kata maaf maupun memaafkan.
Tahu waktu yang tepat untuk
bertahan,
Dan tahu waktu yang tepat
untuk menyerang.
Ingatlah selalu kawanku,
Di negeri kita,
Polisi saja bisa begitu jahat
dan menyerupai sifat iblis,
Terlebih yang bukan polisi.
Jangan pernah lupakan fakta
realita berikut ini, wahai kawanku,
Genetik yang mengalir di
darah bangsa kita ialah,
Orangtua sekalipun akan tega
memakan anaknya sendiri,
Terlebih yang bukan orangtua
kita terhadap diri kita.
©
Hak Cipta HERY SHIETRA.